PEMERINTAHAN, MILITER, DAN SOSIAL (sistem birokrasi sriwijaya)
Menurut de Casparis Kedatuan Sriwijaya dibagi
dalam beberapa mandala (semacam
provinsi), dan setiap mandala
dikuasai oleh seorang datu. Di bawah
datu ada seorang pembesar yang bergelar parvvanda yang bertugas sebagai ketua hulubalang dan bertanggung jawab dalam
hal ketenteraan.
Dalam tingkatan sosial dan pemerintahan
terdapat empat kelas putra-putra raja. Putra raja yang utama adalah yuvaraja
yang berperan sebagai putra mahkota atau raja muda. Tingkatan di bawahnya ialah
pratiyuvaraja, yang dapat naik ke tingkat atasnya jika yuvaraja mangkat.
Tingkatan berikutnya adalah rajakumara, yang dapat menggantikan dua tingkat di
atasnya. Tingkat yang keempat bergelar rajaputra, yang tidak berhak menuntut
tahta mahkota karena merupakan anak raja dari selir atau isteri kedua.
Dalam organisasi sosial dan politik tedapat
dua tingkatan utama. Tingkat pertama adalah raja, putra putrinya dan kaum
kerabat. Tingkatan kedua terdiri dari berbagai golongan pejabat Kedatuan,
seperti senapati, nayaka, pratyaya, haji
pratyaya dan dandanayaka. Senapati adalah kepala hulubalang atau
panglima perang. Nayaka adalah ketua
bendahara yang bertugas mengurusi perbendaharaan kedatuan. Haji pratyaya adalah tumenggung kedatuan, dan dandanayaka
adalah hakim.
Seperti halnya kota-kota di nusantara atau di
dunia, di pusat Sriwijaya juga tinggal bermacam-macam orang yang mempunyai
keahlian khusus, seperti vasikrama
(pande besi), kayastha (juru tulis)
dan pemahat, serta sthapaka (arsitek).
Sebagai negara maritim dan perdagangan di kota Sriwijaya juga tinggal puhavam (nakhoda kapal), dan vaniyaga (pedagang).
Sthapaka (arsitek) diperlukan untuk
merencanakan bangunan-bangunan keagamaan, pemahat diperlukan untuk membuat
arca, pande besi diperlukan untuk membuat senjata, arca, dan barang-barang
logam lainnya. Sisa-sisa hasil keahlian tersebut masih tertinggal di beberapa
lokasi. Situs Kambang Unglen dan Talang
Kikim yang menunjukkan sisa industri manik-manik. Situs Gedingsuro dan Talang
Kikim menunjukkan sisa kegiatan pertukangan logam. Situs Candi Angsoka dan
Lemahabang menunjukkan kegiatan para pemahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar